Religiusitas Komersil Dalam Media
Modernisasi terus
bergerak cepat seiring berkembangnya teknologi, semakin hari semakin terlihat
beberapa aspek kemajuan dibeberapa sektor seperti pembangunan, pendidikan, dan
juga kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusian. Hal itu timbul karena semakin
kencangnya persoalan-persoalan hidup. Tak terkecuali juga semakin maraknya
kegiatan-kegiatan yang bernafaskan keagamaan yang diikuti banyak masyarakat
terlebih di kota-kota besar dengan tingkat polemik yang begitu rumit, seperti
halnya majelis zikir, pengajian mingguan, dan lain sebagainya yang berbau
keagamaan. Hal itu dikarenakan orang-orang mulai resah terhadap realitas yang
serba materialis.
Kemudian
kegiatan-kegiatan tersebut di ekspose kemedia televisi dimana setiap orang dengan
mudah dapat melihatnya. Lalu media memiliki kesempatan untuk memberikan suguhan
acara yang begitu menarik, religius, dan terorganisir.
Indonesia dengan
populasi muslim terbanyak didunia, mendapatkan perhatian penuh dari media, Islam
adalah agama yang secara kultural memberikan ruang terhadap seluruh aspek
kehidupan dalam melakukan kegiatan keagamaan.
Acara televisi yang
berbau keagamaan misalnya ceramah, zikir, dll di yakini memberi dampak
positif entah berdampak secara spiritual terhadap pengguna televisi. Maka banyak
orang lebih suka meluangkan waktu untuk menonton acara ceramah keagamaan di
televisi yang disampaikan ustad-ustad ketimbang secara manual membaca buku-buku
sumber aslinya, seolah-olah jika kita tidak menonton acara tersebut seperti
ceramah agama yang disampaikan ustad-ustad seolah kita merasa bersalah kepada
yang ilahi.Oleh karena itu sejumlah pendakwah memilki kesempatan untuk
meningkatkan popularitasnya.
Di momen tertentu
media memanfaatkan kesempatan untuk adu kreativitas dengan media lain dalam
mendapatkan pemirsa. Maka dibeberapa media diadakanlah lomba-lomba ceramah keagamaan
khususnya di bulan suci Ramadhan yang sangat padat kegiatan keagamaan.Di momen
tersebut juga membuka peluang bagi iklan-iklan untuk memasarkan produknya yang dikemas
secara religius seolah-olah merupakan bagian dari spiritualitas. Media dengan
segala senjatanya dengan cepat dapat mengubah
pola pikir masyarakat dengan menjadi konsumer spiritualitas media. Media
saat ini lebih bersifat industri komersial yang dapat menguntungkan beberapa
pihak tertentu.
sisi lain dari media
adalah secara tidak kasat mata ada praktek-praktek politik dengan tujuan sebuah
kekuasaan. Bahkan agama yang bersifat teologis, sakral, sensitif dan sebuah
rumah spiritual bagi setiap orang sudah dirasuki roh-roh jahat politikus. Jika
ini terus terjadi, konsekuensinya adalah kita akan dihadapkan pada generasi
yang cacat secara kultural bahkan secara spiritual.
Comments
Post a Comment