GodFather
Apa yang akan kita lakukan ketika ada
seseorang yang tiba-tiba memberikan sesuatu berharga kepada kita?
Tentu saja ucapan “terima kasih” adalah
balasan paling utama yang kita berikan padanya. Hal demikian menjadi semacam
bahasa verbal mayoritas. dalam aktifitas yang menyangkut hal profetis
spriritualitas pun kita menganggap terima kasih adalah sebuah keharusan, sebagai
ungkapan rasa syukur kita terhadap dzat yang tertinggi.
Sekarang mari kita melompat ke beberapa
dimensi yang lain. untuk memahami sesuatu yang baru tentunya kita juga membutuhkan
sudut pandang baru agar kita terhindar dari misinterpretasi.
Perlu disadari bahwa kita hidup dalam naungan
sistem Negara, ada aturan-aturan, prosedur dan sebagainya. Seluruh Negara
didunia tentunya punya beragam ikatan satu sama lain entah itu berupa ikatan
budaya, ekonomi, pertahanan Negara atau bahkan pendidikan. Ikatan-ikatan
tersebut tentunya menjadi perekat kebijakan antar Negara. mereka saling
bertukar informasi terkait hal apapun. Hubungan-hubungan yang bersifat
bilateral antar negara memberikan keuntungan satu sama lain menurut tujuannya.
Hubungan-hubungan tersebut akan terus berjalan
selama tidak ada konflik internal maupun eksternal.
Mari kita bicara hubungan Indonesia dengan Negara
Turki. Indonesia dengan Turki memiliki satu sisi kesamaan, yaitu sama-sama
memilki penduduk dengan mayoritas Muslim dan pemimpinnya juga sama-sama Muslim,
sehingga dengan mudah Negara Turki melakukan hubungan dengan Indonesia. salah
satu hubungan Turki dengan Indonesia adalah dalam sektor pendidikan, pendidikan
menjadi perhatian utama hubungan ke dua Negara.
Kalau kita melihat secara materil hubungan
Turki dengan Indonesia dalam sektor pendidikan adalah adanya
pembangunan-pembangunan asrama lengkap dengan sekolahnya yang tersebar di
beberapa kota di Indonesia. lembaga tersebut berada di bawah naungan Fetullah
Gullan seorang tokoh yang sangat berpengaruh di Turki, dia juga merupakan
pemimpin gerakan Hizmet, gerakan ini
mempromosikan dialog antar agama, pendidikan dan demokrasi.
Lembaga Fetullah Gullan memberikan full
beasiswa kepada mereka yang ingin sekolah dilembaga tersebut. Fetullah gullan juga
sudah banyak menulis buku-buku tentang Islam, bahkan buku-bukunya sudah banyak
di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, buku-buku Fetullah Gullan sangat
menarik perhatian kalangan mahasiswa, apalagi mahasiswa dengan latar belakang Islamic Studies. bahasanya cukup
sederhana dan mudah dipahami, konten bukunya berupa Islam yang progresif,
modernis, dan sufistik.
Pada saat saya kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, saya sempat mengenal sekilas lembaga Fetullah Gullan,
keberadaan lembaga tersebut di kampus cukup elegant. ada beberapa program
kajian yang dijalankan setiap hari seperti membuka kelas bahasa Turki secara
gratis dan juga kajian diskusi tentang pemikiran Islam. Keberadaan lembaga
Fetullah Gullan kalau saya cermati lebih cenderung kepada pendekatan Islam yang
sufistik.
Beberapa tahun yang lalu pada tahun 2016 kita
dihebohkan oleh berita yang tidak disangka-sangka, Negara sebesar Turki
tiba-tiba mengalami kegoncangan politik, demontrasi dimana-dimana. Ada banyak
pertanyaan dalam kepala saya, mengapa hal ini terjadi? Media online memberikan
sedikit gambaran tentang gejolak yang terjadi. Berita-berita terkait problem
Negara tersebut berserakan di beberapa media.
Didapat dari berbagai sumber media online
bahwa ada beberapa kelompok pemberontak yang ingin menjatuhkan atau mengkudeta presiden
yang berkuasa yaitu Erdogan. Entah apa motifnya saya tidak paham.
Ketidakpuasan jawaban dari sudut pandang media
online membuat saya masih bertanya-tanya. Di Bali, Setiap kali saya bertemu
dengan orang Turki saya selalu mengajaknya mengobrol tentang suatu hal walau
terkadang hal ini mungkin sedikit sensitif. Saya bertanya siapa itu Erdogan dan
Fetullah Gullan. Dalam sudut pandang mereka, ada semacam dikotomi politik
antara kedua tokoh tersebut. Kebanyakan yang saya temui (maksudnya orang-orang
Turki) mereka menjelaskan bahwa Fetullah Gullan seperti semacam Godfather atau
pemimpin yang dapat mengendalikan para pengikutnya untuk berbuat ini dan itu. Gejolak yang terjadi di Turki beberapa tahun
lalu itu adalah ulah Fetullah Gullan kata mereka. Sedangkan Erdogan kata mereka
adalah pemimpin yang melindungi rakyatnya, adil serta bijaksana.
Sejak terjadinya peristiwa tersebut, sekarang pemerintah
Indonesia menutup lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan Fetullah Gullan.
Tentunya hal ini menjadi pelajaran bagi bangsa kita ini.
Comments
Post a Comment