If Only Ants Could Talk
Setiap dari kita tentu pernah mengalami rasa bosan, duduk dirumah atau dikamar sendirian. Nah, dari situ kita terkadang tiba-tiba memperhatikan hal-hal kecil yang menggelikan dari hidup kita, misalnya kita memperhatikan para semut yang sedang baris-berbaris, binatang kecil mungil ini terkadang mengambil hak kita tanpa izin, hidupnya cenderung berkelompok. Saya pikir para ilmuwan dahulu seperti, Issact Newton, Albert Einstein, Nikolas Tesla, Stephan Hawking dan kawan-kawannya, mereka tentu belum sempat meneliti bagaimana semut berperilaku seperti ini seperti itu.
Perilaku hewan imut
yang kadang ngeselin ini biasa kita jumpai kalau kita lagi iseng gak ada
kerjaan dirumah duduk di kursi ditemani dengan segelas teh, atau ketika kita
sedang lagi berak, tiba-tiba mereka datang berbondong-bondong nyamperin kita, dari
anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, nenek-nenek, kakek-kakek, cucu, cicit, om
mereka, tante mereka, diajak semua.
Dari pada bengong
nanti kesurupan kan mending merhatiin semut-semut yang lagi jalan beriringan
seperti karnaval tahunan bergerombol iring-iringan, arak-arakan atau seperti
para kafilah yang melakukan perjalanan panjang di tengah gurun sahara yang
tandus. nah, yang bikin saya penasaran adalah perilakunya ketika semut bertemu,
mereka berhadap-hadapan dengan semut lainnya lalu mereka berhenti sejenak. Apa
yang mereka lakukan?.
saya makin penasaran.
Ada yang bilang mereka
bersalaman, bermaaf-maafan layaknya lebaran, ada yang bilang mereka berpelukan sambil
cipika cipiki layaknya ibu-ibu kota metropolitan, terus ada yang bilang mereka
nanyain toilet, salah satu anggota mereka bertaya, yang bertanya pastinya semut
muda yag masih labil, “om toilet di mana ya om?, “owh, kamu kenapa?”, “mules om,
kebanyakan makan”, “owh kamu tinggal lurus aja di depan ada pertigaan belok
kiri, samping jalan ada McDonald lurus dikit ada pom bensin situ kamu nanya aja
ya”, “owh ya makasih om”.
Comments
Post a Comment